Catatan Jelang Musda IKA Unhas Jeneponto

Oleh : Mustaufiq.,S.IP.,SE., M.Si.,M.H.
(Alumni Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas)

Perhelatan Musyawarah Daerah Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Musda IKA Unhas) Kabupaten Jeneponto direncanakan akan di helat pada minggu ke 2 bulan Juli 2023. Ini merupakan ajang pemersatu intelektual asal kampus jas merah Unhas di daerah yang berjuluk Butta Turatea.

Saat ini, modal para intelektual muda dirujuk sebagai faktor penyebab sukses yang penting dalam sebuah tawaran konsep pembangunan didaerah dan karenanya akan menjadi sebuah indikator perhatian dalam kajian strategi organisasi dan strategi pembangunan.

Kesimpulan seperti ini didasari atas beberapa analisis tentang kinerja sebuah organisasi yang padat pengetahuan (knowledge intensive organizations).

Organisasi adalah sebuah wadah yang didalamnya terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki satu tujuan. Tujuan tersebut nantinya akan dicapai bersama dengan anggota dari organisasi itu sendiri. namun, organisasi bukanlah satu satunya tujuan, melainkan alat (Tools) untuk mencapai tujuan atau melaksanakan tugas pokok. Olehnya, susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan dan tugas pokok.

Hadirnya IKA Unhas di Jeneponto sebagai sebuah organisasi harus mampu menjadi lokomotif penggerak para intelektual di daerah ini, sumbangsih pemikiran dan tawaran konsep pembangunan dengan ramuan kekinian sejatinya harus terjawab di wadah Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin Jeneponto.

Jika memaknai simbol warna pada logo Unhas maka ditemukan makna tersirat dimana warna kuning, melambangkan kedewasaan, kemuliaan, dan kesatriaan. Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan. Putih, melambangkan kesucian, ketulusan dan keapikan. Merah, melambangkan semangat dan cinta kepada tanah air.

Jika makna ini kita tarik dalam gerakan tujuan bersama, maka kompleksitas keilmuan dalam wadah IKA Unhas ini harus mampu menjawab setiap titik keraguan, dinamisasi dialog yang terbangun harus mampu menelorkan solusi yang konstruktif tidak hanya pada tataran teoritik yang bermuara pada kritik tanpa adanya sodoran solusi dari ragam persoalan.