Olehnya itu, di momentum Harkitnas ke 115 tahun ini, kita jadikan titik balik dalam menyatukan persepsi dalam memajukan bangsa di tengah semakin berdimensinya persoalan persoalan yang di hadapi.

Peran pemuda sebagai garda terdepan dan lokomotif penggerak di tuntut harus mampu menelorkan konsep pembangunan yang kekinian dan berkelanjutan.

Akselerasi dan kolaborasi seluruh elemen bangsa harus dapat di gerakkan, sehingga muara yang ingin di capai dapat terwujud sesuai konsep dasar berdirinya bangsa ini yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang di tarik dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote.

Kedudukan pemuda sebagai pemimpin perubahan, adalah unsur-unsur yang paling berpengaruh penting dalam membangun sebuah lingkungan yang mempengaruhi pola kehidupan suatu bangsa. Karena bila para pemuda suatu bangsa baik, maka akan baik pula masa depan bangsanya. Dan sebaliknya, apabila para pemuda suatu bangsa sudah rusak, maka bisa rusak juga masa depan bangsanya.

Pemuda memegang peranan penting sebagai pembawa perubahan. Diantara predikat sangat melekat pada diri pemuda sebagai agent of change, social control. Para pemuda pun memiliki potensi yang begitu besar, pemikiran yang telah matang, kepekaan terhadap lingkungan sekitar, memiliki semangat dan keberanian dalam membela kebenaran. Keberadaan mereka inilah disegani dan diharapkan oleh bangsa sebagai pembawa perubahan dan pengukir peradaban terbaik.

Mari kita melirik pemuda yang dicetak pada masa kejayaan Islam dan turut membawa perubahan besar bagi peradaban dunia sebut saja Seperti Zubair bin Awam, Ia seorang pemuda yang kokoh aqidahnya, terpuji akhlaknya. Ali bin Abi Thalib, sebagai seorang pemuda sosok teladan bagi para pemuda seusianya. Dan salah satu pahlawan bersejarah dalam Islam yaitu Muhammad Al Fatih, Di usianya yang sangat muda yaitu 25 tahun, beliau mampu memimpin dan menaklukan Konstantinopel di Romawi Timur kala itu.