RAKYAT.NEWS, JENEPONTO – Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penguatan Statistik Sektoral Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”. Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPS tersebut berlangsung di Cafe Priemere, Jalan Sungai Kelara, Kamis, (30/11/2023).

FGD ini menghadirkan narasumber dari BPS, Diskominfo dan Bappeda Kabupaten Jeneponto, dengan dihadiri oleh 72 orang peserta dari berbagai Perangkat Daerah.

“Data adalah sumber kekayaan baru, data adalah new oil sehingga data menjadi begitu berharga nilainya saat ini”, ungkap Ikhsan Margo selaku moderator saat membuka panel diskusi.

Ikhsan menampilkan pula hasil polling terkait urgensi statistik sektoral. Sebesar 88.2% dari 70 orang menganggap bahwa statistik sektoral “sangat penting”, 11.8% menganggap “cukup penting”. Namun, hanya 13.6% yang “tahu banyak”, 59.1% tahu sedikit-sedikit.

Kepala BPS Jeneponto Salahuddin menjelaskan bahwa terdapat beberapa tantangan pelaksanaan statistik sektoral, yaitu pengisian aplikasi Indah (Indonesia Data Hub) dan aplikasi Romantik (Rekomendasi Kegiatan Statistik).

Salahuddin menambahkan bahwa dalam pelaksanaan Perpres nomor 39 Tahun 2019 terkait Satu Data Indonesia, Bappeda memegang peranan penting yaitu sebagai Koordinator, Diskominfo sebagai Walidata, BPS sebagai Pembina Data dan OPD sebagai produsen data. Inisiatif pendanaan pelaksanaan Sat Data Indonesia berasal dari Bappeda sebagai Koordinator Data.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Jeneponto, Sulaeman Natsir selaku narasumber kedua, menjelaskan bahwa pentingnya satu data untuk melanjutkan pembangunan.

“Data yang sama saja bisa menhadirkan interpretasi yang berbeda, apalagi jika datanya beda”, jelasnya.

Dalam paparannya, Sulaeman yang baru dilantik selaku Kepala Dinas Kominfo Jeneponto pada tanggal 22 November 2023 menjelaskan bahwa forum satu data belum berjalan maksimal , sehingga data yang dihasilkan belum optimal.