JENEPONTO – Bupati Jeneponto H. Iksan Iskandar memberikan sambutan pada kegiatan Rembuk Stunting Aksi III yang di selenggarakan oleh Dinas Kesehatan, di Gedung Kala’birang Kompleks Rujab Bupati, Selasa (28/06/2022).

Peserta pelaksanaan Rembuk Stunting turut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Hamsiah Iksan, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Jeneponto, Lintas Sektor yang terdiri 3 OPD terkait, Camat Se-Kabupaten Jeneponto, puluhan Kepala Desa yang menjadi Lokus Stunting Tahun 2022 dan Kepala Puskesmas Se-Kabupaten Jeneponto.

Masalah stunting dan kekurangan gizi saat ini menjadi salah satu fokus Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto.

Hal itu karena stunting dan kekurangan gizi rentang terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.

Selain berisiko menghambat pertumbuhan fisik, stunting juga memiliki efek domino lain seperti menjadikan anak rentang terhadap penyakit dan menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang selanjutnya berpengaruh pada tingkat kecerdasan serta produktivitas anak di masa depan.

Faktor penyebabnya multikompleks. Beberapa diantaranya seperti pola asuh yang kurang optimal, kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan serta kurangnya asupan gizi selama kehamilan.

Hasil penelitian memberikan fakta bahwa 6 dari 10 anak usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sangat rentang stunting.

Selain itu, fakta lain menunjukkan 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan yang tidak mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) juga rentang stunting.

Bupati Iksan Iskandar menjelaskan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting memerlukan keterlibatan multisektor secara terpadu.

Olehnya itu, dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah berupaya meramu konsep, menggalang potensi dan memassifkan aksi dengan melibatkan berbagai sektor strategis.

“Stunting adalah proses yang kompleks. untuk mengatasinya kita harus membuat perencanaan dan action yang terukur, terpadu dan berkelanjutan, “ujar Bupati Iksan.